PERSEPSI ANAK JALANAN TENTANG URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STUDI
KASUS
TAMAN PATUNG SUKOWATI BABADAN
PONOROGO 2011
PROPOSAL
SKRIPSI

Oleh:
DANANG
AGUS PRASTYO
NIMKO:
2008.4.013.1.1.01844
INSTITUT
AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
FAKULTAS
TARBIYAH
PONOROGO
2011
PERSEPSI ANAK JALANAN TENTANG URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STUDI
KASUS
TAMAN PATUNG SUKOWATI BABADAN
PONOROGO 2011
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai persiapan
penelitia dalam rangka penyusunan skripsi program sarjana (SI) pada jurusan
pendidikan agama islam
fakultas tarbiah institut
agama islam sunan giri
ponorogo
Oleh:
DANANG
AGUS PRASTYO
NIMKO:
2008.4.013.1.1.01844
Desen pengampu:
Murdianto,
S.Pd, M.Si
INSTITUT
AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
FAKULTAS
TARBIYAH
PONOROGO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
agama islam merupakan jiwa pendidikan
budi pekerti. Islam telah memberikan kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti
dan akhlak adalah ruh (jiwa) pendidikan Islam dan mencapai suatu akhlak yang
sempurna adalah tujuan yang sebenarnya dari pendidikan[1].
Para pakar pendidikan Islam telah sepakat bahwa pendidikan bukan hanya untuk
memenuhi otak manusia dalam segala macam ilmu
yang belum mereka ketahui, melainkan:
1.
Mendidik akhlak dan jiwa.
2.
Membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi
3.
Mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya dengan
penuh keikhlasan dan kejujuran.
Berangkat
dari definisi di atas maka dapat difahami bahwa tujuan pokok dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pembentukan
jiwa. Semua pelajaran harus mengandung pelajaran-pelajaran akhlak, sedangkan akhlak
yang mulia adalah tiang dari pendidikan Islam.
Imam Al-Ghozali
berpendapat[2], “sesungguhnya tujuan dari
pendidikan ialah mendekatkan diri pada Allah ‘azza wa Jalla, bukan pangkat yang
bermegah-megahan dan hendaknya pendidikan bukan sebagai sarana untuk mencari
pangkat, harta, menipu orang-orang bodoh
ataupun bermegah-megahan dengan kawan.” Jadi pendidikan tidak keluar
dari pendidikan akhlak.
Fenomena
merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial yang komplek.
Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan,
karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan
keberadaan mereka tidak jarang menjadi “masalah” bagi banyak pihak, keluarga,
masyarakat dan negara. Namun, perhatian terhadap nasib anak jalanan tampaknya
belum begitu besar dan solutif. Padahal mereka adalah saudara kita. Mereka
adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga
tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa
depan cerah.[3]
Ironisnya ada
bagian minoritas masyarakat yang dikatan anak jalanan nyaris tidak mengenal
tentang Pendidikan Agama Islam, mereka cuman berfikir bagaiman bisa bertahan
hidup dengan segala potensi yang ada.
Perkembangan
beragama seseorang dipengarhi oleh fator-faktor pembawaan dan lingkungan antara lain:[4]
1. Faktor pembawaan (internal).
2. Faktor lingkugan (eksternal):
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan Masyarakat.
Banyak anggapan
bahwa anak jalanan adalah sampah masyarakat yang amat mengganggu ketertiban dan
sebagainya. Bahkan kadang ada oknum yang sengaja memanfaatkan situasi tersebut
dengan mengorganisir anak-anak jalanan untuk meminta-minta dijalanan. Kemudian
hasil pendapatan itu disetorkan pada oknum tersebut.[5]
Menjadi anak
jalanan bukanlah keinginan dari mereka tapi karena paksaan, faktor kemiskinan
yang menyebabkan mereka tidak dapat memperoleh pendidikan secara optimal dan
terpaksa mereka putus sekolah untuk mencari makan dengan cara turun kejalan.
Menurut
UUD 1945,[6]
“anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai
tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar,
termasuk anak jalanan. Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada
hakekatnya sama dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya, seperti halnya
tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan
Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Right of the
Child (Konvensi tentang hak-hak Anak). Mereka perlu mendapatkan hak-haknya
secara normal sebagaimana layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil
righ and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family
envionment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic
health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, laisure
and culture activites), dan perlindungan khusus (special protection).
Menurut
pengamatan kami, penanganan anak jalanan di seluruh wilayah Indonesia pada
umumnya belum mempunyai model dan pendekatan yang tepat dan efektif. Keberadaan
Rumah Singgah misalnya, menurut hasil penelitian Badan Pelatihan dan
Pengembangan Sosial Depsos (2003), dinilai kurang efektif karena tidak
menyentuh akar persoalan, yaitu kemiskinan dalam keluarga [7]Pembinaan
dan pemberdayaan pada lingkungan keluarga tempat mereka tinggal tampaknya belum
banyak dilakukan, sehingga penanganannya selama ini cenderung “tambal sulam”
dan tidak efektif. Sementara itu, keluarga merupakan “pusat pendidikan,
pembinaan dan pemberdayaan pertama” yang memungkinkan anak-anak itu tumbuh dan
berkembang dengan baik, sehat dan cerdas. Pemberdayaan keluarga dari anak
jalanan, terutama dari segi ekonomi, pendidikan dan agamanya, diasumsikan
merupakan basis utama dan model yang efektif untuk penanganan dan pemberdayaan
anak jalanan.
Jika kita melihat
UUD 1945[8]
didalam salah satu pasalnya menyebutkan bahwa: fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara, namun justru kenyataannya anak-anak jalanan
dan gepeng justru lebih menderita tanpa ada perhatian pemerintah. Bahkan mereka
menganggap pemerintah hanya menambah beban penderitaan mereka yang membuat
peraturan-peraturan daerah yang mengenai
anak jalanan.
Di Ponorogo ini
bahkan setiap sudut kota, pusat kota selalu dapat dijumpai keberadaan anak-anak
jalanan, mereka selalu tidur-tiduran, mengamen, bahkan mengemis kepada orang
yang dijumpainya. Sungguh miris rasanya jika terdapat pemandangan yang sarat
dengan penderitaan.
Dari latar belakang di atas, penulis
berkeinginan untuk mengadakan penelitian yang berjudul:
Persepsi Anak
Jalanan tentang Urgensi Pendidikan Agama Islam (Studi
Kasus di patung sukowati Ponorogo Tahun tahun 2011 )
B. Fokus Penelitian
Dari latar belakang
di atas, penulis akan memfokuskan penelitian pada problematika anak-anak
jalanan di taman patung Sukowati Ponorogo, dari fokus itu disimpulakan:
keberadaan anak jalanan di taman patung sukowati Ponorogo, meneliti langsung
aktor yang menjadi anak jalanan, dan aktivitas interaksi anak jalanan yang ada
di taman patung Sukowati Ponorogo.
C. Rumusan masalah
Penulis
menyimpulkan kedalam rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana fenomena keberadaan anak jalanan di taman patung sukowati Ponorogo?
2.
Apa yang melatarbelakangi adanya anak jalanan di taman patung sukowati
Ponorogo?
3.
Bagaimana persepsi anak jalanan terkait dengan pendidikan agama islam?
D.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
- Untuk mengetahui keberadaan anak jalanan di Ponorogo.
- Untuk mengetahui apa saja hal yang melatarbelakangi lahirnya anak jalanan yang ada di Ponorogo.
- Untuk mengetahui persepsi anak jalanan Ponorogo terkait dengan pendidikan agama Islam.
E. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan/ manfaat penelitian
ini yang penulis harapkan adalah sebagai berikut;
1.
Bagi diri sendiri.
Dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan, sumbangan pemikiran dan mengembangkan serta meningkatkan wawasan sosial yang hampir tidak pernah tersentuh
oleh masyarakat mengenai kondisi anak
jalanan yang ada di Ponorogo.
2.
Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan kajian yang bisa menjadikan motivator agar
lebih bisa membuka hati akan keberadaan minoritas abak jalanan di Ponorogo.
3.
Bagi Orangtua
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi orang tua siswa, guna selalu memberi perhatian penuh terhadap
putra-putrinya dalam membimbingnya agar putra-putrinya bisa lebih semangat
dalam belajarnya
F. Metode Penelitian
1.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang mana penelitian
ini mempunyai karakteristik alami sebagai sumber data langsung, deskriptif,
proses lebih dipentingkan daripada hasil, menekankan pada makna, penalaran, devinisi suatu situasi tertentu(dalam
konteks tertentu), lebih banyak meneliti dalam kehidupan sehari-hari. Dan
tujuan penelitian berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
2.
Kehadiran
Peneliti
Dalam penelitian kualitatif,
kehadiran peneliti sangat penting dan bertindak sebagai instrument kunci
pengumpulan data, sedangkan instrumen lainnya sebagai penunjang. Ciri kas
penelitian ini tidak dapat terpisahkan dari pengamatan berperan serta, namun
peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.
3.
Lokasi
Penelitian anak jalanan
Lokasi penelitian anak jalanan yang akan
peneliti lakukan yakni di taman patung Sukowati Ponorogo.
4.
Data dan
Sumber Data[9]
Dalam menggali informasi yang
validitasnya dapat dipertanggung jawabkan, maka peneliti dalam melakukan
penelitian adalah berdasarkan sumber data murni dari kata-kata dan tindakan
sebagai sumber utama, yang dihasilkan dari pengamatan dan wawancara yang mendalam.
Sebagai penunjangnya juga menggunakan referensi dari buku-buku serta selebihnya
melalui tambahan seperti dokumen foto dan tertulis. Oleh karena itu sumber data
dalam penelitian ini adalah:
a.
Data
tentang penelitian tentang
keberadaaan anak jalanan yang senantiasa hidup di hingar bingar kota reog
Ponorogo. Dengan cara observasi lapangan dan wawancara mendalam kepada
narasumber yang terkait. Dan fokus penelitian di taman patung Sukowati
Ponorogo.
b.
Data
tentang keberadanan pada anak jalanan di taman paytung sukowati Ponorogo dari dinas sosial kota Ponorogo.
5.
Teknik
Pengumpulan Data[10]
Teknik pengumpulan data pada
penelitian kualitatif adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Penggunaan
teknik tersebut dalam penelitian ini menjadikan dasar bagi peneliti bahwa
fenomena penelitian kualitatif dapat dimengerti dengan baik, apabila dilakukan
interaksi dengan subjek melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar
dimana fenomena tersebut berlangsung. Disamping itu untuk melengkapi dan
diperlukan dokumentasi.
1.
Pengamatan
Yaitu dengan mengamati tingkah polah anak jalanan dan keseharian mereka
dalam mengisi hidup dengan senda gurau, aktivitas, cara berpakian, bahasa
komunikasi, dan pendidikan religius mereka
2.
Wawancara
Yaitu proses pengumpulan informasi
dengan melakukan komunikasi langsung antara peneliti dengan objek atau
informan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada ketua anak jalanan, pengamen, dan orang tua
narasumber wawancara ini digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai persepsi anak
jalan taman patung sukowati tentang pendidikan agama Islam. Dalam hal
ini penulis mengadakan wawancara mendalam.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara
pengumpulan data dengan mencatat data- data atau dokumen-dokumen yang ada.
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk menggali data mengenai
kehidupan,profil narasumber, visi-misi,
tujuan mereka,
psikologi anak jalanan, keadaan ekonomi, dan siswa dan sarana prasarana yang digunakan untuk bertahan hidup. Adapun dokumentsinya adalah berupa foto dan video dari proses kehidupan, interaksi anak–anak jalanan dan lain –
lain.
6.
Teknik Analisis Data
Tehnik Analisis data dalam kasus ini
menggunakan analis data kualitatif mengikuti konsep yang diberikan Miles dan
Huberman. Miles dan Huberman: mengemukakan aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
pada setiap tahapan-tahapan penelitian sampai tuntas dan datanya sampai jenuh.
Aktivitas dalam analisa data meliputi data reduction, data display, dan
conclution [11]Langkah
– langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:
![]() |
a.
Reduksi data adalah
merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan hal–hal yang penting,
membuat kategori, dengan demikian data–data yang direduksikan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya.
b.
Penyajian
data (data display) proses penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu
bentuk yang sistematis agar lebih sederhana dan dapat dipahami maknanya setelah
data direduksi, kemudian sesuai dengan pola dalam bentukan uraian naratif.
c.
Conclucion
adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan di dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut;
Pada Bab I terdiri dari latar
belakang masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan
sumber data serta teknik analisis data.
Pada Bab II
terdiri dari fenomena sosial, pendidkan agama islam, ilmu studi agama,
sosiaologi masalah religius, psikologi perkembangan anak dan remaja, keluarga
miskin, ciri-ciri keluarga miskin, peran keluarga dalam pendidikan anak, upaya
mengatasi broken home pada anak dari keluarga sangat miskin.
Pada Bab III terdiri dari diskripsi tentang anak jalanan di patung Sukowati Ponorogo, kondisi lingkungan, Diskripsi komunitas anak jalanan hambatan d, keadaan keluarga, keseharian anak dari
keluarga miskin, keadaan ekonomi keluarga, dan persepsi anak jalanann tentang Pendidkan Agama Islam.
Pada Bab IV
terdiri dari analisis data tentang penyebab
lahirnya anak jalanan pada
keluarga miskin,
dan upaya dalam meminimalisasi perkembangan komunitas anak jalanan.
Pada Bab V terdiri dari kesimpulan
dan saran.
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. FOKUS PENELITIAN
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
E. METODE PENELITIAN
1. Kehadiran peneliti
2. Lokasi penelitian
3. Data dan sumber
4. Teknik pengumpulan data
5. Teknik analisis data
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB II: LANDASAN TEORI DAN TELAAH PUSTAKA
a.
Fenomena sosial
b.
Pendidikan Agama Islam
c.
psikologi perkembangan anak dan remaja
BAB III: TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. keadaan anak jalanan dan sarana
prasana
2. problematika
B. Pemaparan Data
7.
atmosfir yang sedang dialami anak jalanan di taman patung sukowati yang
ramai ditempati anak jalanan
8.
faktor ekonomi anak-anak jalanan dilihat dalam ilmu sosiologi
BAB IV:
1. Analisis fenomena anak
jalanan di taman patung Sukowati Babadan ponorogo.
2. Analisis keadaan ekonomi anak
jalanan di taman patung Sukowati Babadan Ponorogo
BAB V:
Penutup
a. kesimpulan
b. saran
BAGIAN AKHIR
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar