Jumat, 01 November 2013

KAMU ADALAH GARAM DAN TERANG DUNIA

TEKNIK BERBICARA DI DEPAN UMUM

Rabu, 07 Maret 2012

ORGANISASI INTERNASIONAL



Organisasi internasional adalah suatu bentuk organisasi dari gabungan beberapa negara atau bentuk unit fungsi yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan yg juga merupakan isi dari perjanjian atau charter.
Contoh organisasi-organisasi internasional adalah :
1. PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB (United Nations atau UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial. Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Fransisco pada tanggal 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington DC, namun sidang umum yang pertama dihadiri wakil dari 51 negara dan baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-bangsa, yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak didirikan di San Fransisco pada 24 Oktober 1945, sedikitnya 192 negara menjadi anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain Vatikan dan Takhta Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada 1971. Hingga tahun 2007 sudah ada 192 negara anggota PBB. Sekretaris Jendral PBB saat ini adalah Ban Ki-Moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari 2007.
2. NATO
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organisation/NATO) adalah sebuah organisasi internasional untukkeamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949. Nama resminya yang lain adalah dalam bahasa perancis : l’Organisation du Traité de l’Atlantique Nord (OTAN).
Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berisi:
Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.
Pasal ini diberlakukan agar jika sebuah anggota Pakta Warsawamelancarkan serangan terhadap para sekutu Eropa dari PBB, hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota (termasuk Amerika Serikat sendiri), yang mempunyai kekuatan militer terbesar dalam persekutuan tersebut dan dengan itu dapat memberikan aksi pembalasan yang paling besar. Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan dari Eropa Barat ternyata tidak menjadi kenyataan. Pasal tersebut baru mulai digunakan untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 12 September 2001, sebagai tindak balas terhadap serangan teroris 11 September 2001 terhadap AS yang terjadi sehari sebelumnya.
3. ASEAN
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asia Nations(ASEAN) merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia,MalaysiaFilipinaSingapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November. Prinsip Utama ASEAN
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
  • Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
  • Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
  • Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
  • Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
  • Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
  • Kerjasama efektif antara anggota

Anggota ASEAN :

Kini ASEAN beranggotakan semua negara di Asia tenggara (kecualiTimor Leste dan Papua Nugini). Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:
  • Indonesia
  • Filipina
  • Malaysia
  • Singapura
  • Thailand
  • Brunei Darrussalam
  • Vietnam
  • Laos
  • Myanmar
  • Kamboja
4. OKI
Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah sebuah organisasiantarpemerintahan yang menghimpun 57 negara di dunia. OKI didirikan di Rabat, Maroko pada 12 Rajab 1389 H (25 September1969) dalam Pertemuan Pertama para Pemimpin Dunia Islam yang diselenggarakan sebagai reaksi terhadap terjadinya peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa pada 21 Agustus 1969 oleh pengikut fanatik Kristen dan Yahudi di Yerussalem.

Jumat, 02 Maret 2012

SKRIPSI


PERSEPSI ANAK JALANAN TENTANG URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STUDI KASUS
TAMAN PATUNG SUKOWATI BABADAN
 PONOROGO 2011


PROPOSAL SKRIPSI
untitled.bmp

Oleh:
DANANG AGUS PRASTYO
NIMKO: 2008.4.013.1.1.01844

INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
FAKULTAS TARBIYAH
PONOROGO
2011
PERSEPSI ANAK JALANAN TENTANG URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STUDI KASUS
TAMAN PATUNG SUKOWATI BABADAN
 PONOROGO 2011


PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai persiapan penelitia dalam rangka penyusunan skripsi program sarjana (SI) pada jurusan pendidikan agama islam
fakultas tarbiah institut agama islam sunan giri
ponorogo

Oleh:
DANANG AGUS PRASTYO
NIMKO: 2008.4.013.1.1.01844


Desen  pengampu:
Murdianto, S.Pd, M.Si

INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
FAKULTAS TARBIYAH
PONOROGO
2011





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama islam merupakan jiwa pendidikan budi pekerti. Islam telah memberikan kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah ruh (jiwa) pendidikan Islam dan mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan yang sebenarnya dari pendidikan[1]. Para pakar pendidikan Islam telah sepakat bahwa pendidikan bukan hanya untuk memenuhi otak manusia dalam segala macam ilmu  yang belum mereka ketahui, melainkan:
                                   1.            Mendidik akhlak dan jiwa.
                                   2.            Membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi
                                   3.            Mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran.
Berangkat dari definisi di atas maka dapat difahami bahwa tujuan pokok dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pembentukan jiwa. Semua pelajaran harus mengandung pelajaran-pelajaran akhlak, sedangkan akhlak yang mulia adalah tiang dari pendidikan Islam.
Imam Al-Ghozali berpendapat[2], “sesungguhnya tujuan dari pendidikan ialah mendekatkan diri pada Allah ‘azza wa Jalla, bukan pangkat yang bermegah-megahan dan hendaknya pendidikan bukan sebagai sarana untuk mencari pangkat, harta, menipu orang-orang bodoh  ataupun bermegah-megahan dengan kawan.” Jadi pendidikan tidak keluar dari pendidikan akhlak.
Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial yang komplek. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi “masalah” bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara. Namun, perhatian terhadap nasib anak jalanan tampaknya belum begitu besar dan solutif. Padahal mereka adalah saudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah.[3]
Ironisnya ada bagian minoritas masyarakat yang dikatan anak jalanan nyaris tidak mengenal tentang Pendidikan Agama Islam, mereka cuman berfikir bagaiman bisa bertahan hidup dengan segala potensi yang ada.
Perkembangan beragama seseorang dipengarhi oleh fator-faktor pembawaan  dan lingkungan antara lain:[4]
1.      Faktor pembawaan (internal).
2.      Faktor lingkugan (eksternal): lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan Masyarakat.
Banyak anggapan bahwa anak jalanan adalah sampah masyarakat yang amat mengganggu ketertiban dan sebagainya. Bahkan kadang ada oknum yang sengaja memanfaatkan situasi tersebut dengan mengorganisir anak-anak jalanan untuk meminta-minta dijalanan. Kemudian hasil pendapatan itu disetorkan pada oknum tersebut.[5]
Menjadi anak jalanan bukanlah keinginan dari mereka tapi karena paksaan, faktor kemiskinan yang menyebabkan mereka tidak dapat memperoleh pendidikan secara optimal dan terpaksa mereka putus sekolah untuk mencari makan dengan cara turun kejalan.
Menurut UUD 1945,[6] “anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya, seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak-hak Anak). Mereka perlu mendapatkan hak-haknya secara normal sebagaimana layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil righ and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family envionment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, laisure and culture activites), dan perlindungan khusus (special protection).
Menurut pengamatan kami, penanganan anak jalanan di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya belum mempunyai model dan pendekatan yang tepat dan efektif. Keberadaan Rumah Singgah misalnya, menurut hasil penelitian Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Depsos (2003), dinilai kurang efektif karena tidak menyentuh akar persoalan, yaitu kemiskinan dalam keluarga [7]Pembinaan dan pemberdayaan pada lingkungan keluarga tempat mereka tinggal tampaknya belum banyak dilakukan, sehingga penanganannya selama ini cenderung “tambal sulam” dan tidak efektif. Sementara itu, keluarga merupakan “pusat pendidikan, pembinaan dan pemberdayaan pertama” yang memungkinkan anak-anak itu tumbuh dan berkembang dengan baik, sehat dan cerdas. Pemberdayaan keluarga dari anak jalanan, terutama dari segi ekonomi, pendidikan dan agamanya, diasumsikan merupakan basis utama dan model yang efektif untuk penanganan dan pemberdayaan anak jalanan.
Jika kita melihat UUD 1945[8] didalam salah satu pasalnya menyebutkan bahwa: fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, namun justru kenyataannya anak-anak jalanan dan gepeng justru lebih menderita tanpa ada perhatian pemerintah. Bahkan mereka menganggap pemerintah hanya menambah beban penderitaan mereka yang membuat peraturan-peraturan daerah  yang mengenai anak jalanan.
Di Ponorogo ini bahkan setiap sudut kota, pusat kota selalu dapat dijumpai keberadaan anak-anak jalanan, mereka selalu tidur-tiduran, mengamen, bahkan mengemis kepada orang yang dijumpainya. Sungguh miris rasanya jika terdapat pemandangan yang sarat dengan penderitaan.
Dari latar belakang di atas, penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian yang berjudul:
Persepsi Anak Jalanan tentang Urgensi Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di patung sukowati  Ponorogo Tahun tahun 2011 )
B.      Fokus Penelitian
Dari latar belakang di atas, penulis akan memfokuskan penelitian pada problematika anak-anak jalanan di taman patung Sukowati Ponorogo, dari fokus itu disimpulakan: keberadaan anak jalanan di taman patung sukowati Ponorogo, meneliti langsung aktor yang menjadi anak jalanan, dan aktivitas interaksi anak jalanan yang ada di taman patung Sukowati Ponorogo.
C.    Rumusan masalah
Penulis menyimpulkan kedalam rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana fenomena keberadaan anak jalanan di taman patung sukowati Ponorogo?
2.      Apa yang melatarbelakangi adanya anak jalanan di taman patung sukowati Ponorogo?
3.      Bagaimana persepsi anak jalanan terkait dengan pendidikan agama islam?
D.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui keberadaan anak jalanan di Ponorogo.
  2. Untuk mengetahui apa saja hal yang melatarbelakangi lahirnya anak jalanan yang ada di Ponorogo.
  3. Untuk mengetahui persepsi anak jalanan Ponorogo terkait dengan pendidikan agama Islam.
    E. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan/ manfaat penelitian ini yang penulis harapkan adalah sebagai berikut;
1.      Bagi diri sendiri.
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, sumbangan pemikiran dan mengembangkan serta meningkatkan wawasan sosial yang hampir tidak pernah tersentuh oleh masyarakat mengenai  kondisi anak jalanan yang ada di Ponorogo.
2.      Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan kajian yang bisa menjadikan motivator agar lebih bisa membuka hati akan keberadaan minoritas abak jalanan di Ponorogo.
3.      Bagi Orangtua
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang tua siswa, guna selalu memberi perhatian penuh terhadap putra-putrinya dalam membimbingnya agar putra-putrinya bisa lebih semangat dalam belajarnya


    F. Metode Penelitian
1.         Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang mana penelitian ini mempunyai karakteristik alami sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil, menekankan pada makna, penalaran, devinisi suatu situasi tertentu(dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti dalam kehidupan sehari-hari. Dan tujuan penelitian berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
2.    Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat penting dan bertindak sebagai instrument kunci pengumpulan data, sedangkan instrumen lainnya sebagai penunjang. Ciri kas penelitian ini tidak dapat terpisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.
3.    Lokasi Penelitian anak jalanan
Lokasi penelitian anak jalanan yang akan peneliti lakukan yakni di taman   patung Sukowati Ponorogo.
4.    Data dan Sumber Data[9]
Dalam menggali informasi yang validitasnya dapat dipertanggung jawabkan, maka peneliti dalam melakukan penelitian adalah berdasarkan sumber data murni dari kata-kata dan tindakan sebagai sumber utama, yang dihasilkan dari pengamatan dan wawancara yang mendalam. Sebagai penunjangnya juga menggunakan referensi dari buku-buku serta selebihnya melalui tambahan seperti dokumen foto dan tertulis. Oleh karena itu sumber data dalam penelitian ini adalah:
a.       Data tentang penelitian tentang keberadaaan anak jalanan yang senantiasa hidup di hingar bingar kota reog Ponorogo. Dengan cara observasi lapangan dan wawancara mendalam kepada narasumber yang terkait. Dan fokus penelitian di taman patung Sukowati Ponorogo.
b.      Data tentang keberadanan pada anak jalanan di taman paytung sukowati Ponorogo dari dinas sosial kota Ponorogo.
5.      Teknik Pengumpulan Data[10]
Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Penggunaan teknik tersebut dalam penelitian ini menjadikan dasar bagi peneliti bahwa fenomena penelitian kualitatif dapat dimengerti dengan baik, apabila dilakukan interaksi dengan subjek melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar dimana fenomena tersebut berlangsung. Disamping itu untuk melengkapi dan diperlukan dokumentasi.
1.      Pengamatan
Yaitu dengan mengamati tingkah polah anak jalanan dan keseharian mereka dalam mengisi hidup dengan senda gurau, aktivitas, cara berpakian, bahasa komunikasi, dan pendidikan religius mereka

2.      Wawancara
Yaitu proses pengumpulan informasi dengan melakukan komunikasi langsung antara peneliti dengan objek atau informan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada ketua anak jalanan, pengamen, dan orang tua narasumber wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi anak jalan taman patung sukowati tentang pendidikan agama Islam. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara mendalam.
3.         Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan mencatat data- data atau dokumen-dokumen yang ada. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk menggali data mengenai kehidupan,profil narasumber, visi-misi, tujuan mereka, psikologi anak jalanan, keadaan ekonomi, dan siswa dan sarana prasarana yang digunakan untuk bertahan  hidup. Adapun dokumentsinya adalah berupa foto dan video dari proses kehidupan, interaksi anak–anak jalanan dan lain – lain.
6.       Teknik Analisis Data
Tehnik Analisis data dalam kasus ini menggunakan analis data kualitatif mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman. Miles dan Huberman: mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan-tahapan penelitian sampai tuntas dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisa data meliputi data reduction, data display, dan conclution [11]Langkah – langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:








a.    Reduksi data adalah merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan hal–hal yang penting, membuat kategori, dengan demikian data–data yang direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b.    Penyajian data (data display) proses penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis agar lebih sederhana dan dapat dipahami maknanya setelah data direduksi, kemudian sesuai dengan pola dalam bentukan uraian naratif.
c.    Conclucion adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.

G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
Pada Bab I terdiri dari latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data serta teknik analisis data.
      Pada Bab II terdiri dari fenomena sosial, pendidkan agama islam, ilmu studi agama, sosiaologi masalah religius, psikologi perkembangan anak dan remaja, keluarga miskin, ciri-ciri keluarga miskin, peran keluarga dalam pendidikan anak, upaya mengatasi  broken home pada anak dari keluarga sangat miskin.
      Pada Bab III terdiri dari diskripsi tentang anak jalanan di patung Sukowati Ponorogo, kondisi lingkungan, Diskripsi komunitas anak jalanan hambatan  d, keadaan keluarga, keseharian anak dari keluarga miskin, keadaan ekonomi keluarga, dan persepsi  anak jalanann tentang Pendidkan Agama Islam.
      Pada Bab IV terdiri dari analisis data tentang penyebab lahirnya anak jalanan   pada  keluarga miskin, dan upaya  dalam meminimalisasi perkembangan komunitas anak jalanan.
Pada Bab V terdiri dari kesimpulan dan saran.






DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
B.     FOKUS PENELITIAN
C.     TUJUAN PENELITIAN
D.    MANFAAT PENELITIAN
E.     METODE PENELITIAN
1.      Kehadiran peneliti
2.      Lokasi penelitian
3.      Data dan sumber
4.      Teknik pengumpulan data
5.      Teknik analisis data
F.      SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB II: LANDASAN TEORI DAN TELAAH PUSTAKA
a.           Fenomena sosial
b.          Pendidikan Agama Islam
c.           psikologi perkembangan anak dan remaja
BAB III: TEMUAN PENELITIAN
A.    Gambaran Umum
1.      keadaan anak jalanan dan sarana prasana
2.      problematika
B.     Pemaparan Data
7.      atmosfir yang sedang dialami anak jalanan di taman patung sukowati yang ramai ditempati anak jalanan
8.      faktor ekonomi anak-anak jalanan dilihat dalam ilmu sosiologi
BAB IV:
1.      Analisis fenomena anak jalanan di taman patung Sukowati Babadan ponorogo.
2.      Analisis keadaan ekonomi anak jalanan di taman patung Sukowati Babadan Ponorogo
BAB V:
Penutup
a.       kesimpulan
b.      saran
BAGIAN AKHIR
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS


[1] Drs. Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama  (Bandung: Pustaka Setia,2008), 5
[2] Ibid., 6
[3] Surjono sukamto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: Radja Gravindo Persada )60
[4]  Dadang Kahmad,  Ilmu Studi Agama (Bandung: Pustaka Setia 2005) 14
[5] Paradi Suherman, Ilmu Sosiologi(Pustaka Pelajar, 2003)
[6] UUD 1945
[7] “(Kompas, 26 Pebruari 2011).
[8] UUD 1945
[9] Moh.nazir, Metode Penelitian(Bogor:  Ghalia Indonesia 2009)hal.23
[10] Anwar fauzi, Metodologi Research(Bandung)hal.5
[11] (Lexi Maleong,2003:20).